Tausiyah _ Mereka Orang Tua yang “Egois”


Innal hamdalillah usoli wausoli wamawalah ayuhal hadirun ittakulloh  hakotukotihi wala tamuttuna illa wa angtum muslimun ama ba’du. Qollalohuta’ala filquranil karim a’udzubillahiminas syaitonnirozim bismillahirohmanirohim.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِمَا حَقُّ الْوَالِدَيْنِ عَلَى وَلَدِهِمَا قَالَ هُمَا جَنَّتُكَ وَنَارُكَ

Pertama-tama mari kita panjatkan fuji serta syukur kehadirat ALLOH SWT, solawat serta salam mari kita curah limpahkan kepada nabi kita nabi besar Muhammad saw.
Pada kesempatan kali ini saya akan mengambil judul tentang mereka (orang tua) yang “egois”

Mengapa egois di sini saya berikan tanda kutip (“),,? Saya akan jelaskan.
Sebagian dari kita mungkin pernah berkata,"Mereka (orang tua) egois...!!!"Mungkin pernyataan ini bisa jadi benar...
Mereka (orang tua) memang egois,mereka rela bertaruh nyawa demi kehadiran kita di dunia, sungguh egois, bahkan mereka tak peduli walaupun nyawa taruhannya.
ð  Seperti seorang ibu yang berjuang melahirkan anaknya, seorang ibu tak berpikir apa-apa lagi, dia tidak peduli meskipun nyawa taruhan’a, tia tidak pedulia meskipun begitu besar biyaya yang harus dikeluarkan saat melahirkan, dia hanya berfikir anaknya bias lahir dengan selamat ke dunia ini.
Mereka sungguh egois,tetap mencurahkan cinta dan kasih sayang walaupun kita sering menyakiti hati mereka.
ð  Mereka selalu sabar meskipun terkadang kita melawan perintahnya, mereka selalu memaafkan walau terkadang kita selalu melukai hatinya,
Mereka benar-benar egois,tetap mau membesarkan kita dgn segala curahan tenaga, pikiran, keringat, dan darah.Walaupun kita tidak pernah mempersembahkan bakti yg layak utk mendapatkannya.
ð  Seorang ayah yang rela bekerja siang, malam, bahkan rela bergadang, mereka bekerja tak mengenal waktu tak mengenal lelah, jika mereka sakit mereka tak menghiraukanya, meskipun dia sadar umur telah menggerogoti tubuhnya, yang semakin lama, semakin melemah, asalkan anak istrinya bisa memakan makanan yang HALAL,
Mereka egois,asalkan putra-putrinya mendapat fasilitas yg terbaik,mereka rela sengsara, rela berduka, bahkan rela menanggung malu.
ð  Mereka menyekolahkan kita, meskipun biyayanya tidak murah, mereka rela meminjam uang untuk biyaya sekolah, meskipun dalam hati mereka terbersit rasa malu yang begitu besar, mereka rela memberikan jatah makan mereka agar anaknya tidak mengucapkan rasa lapar, mesipun perut mereka sendiri berteriak kelaparan,
ð  mereka rela tidak tidur disaat kita sedang sakit meskipun mereka sendiri sedang sakit, mereka rela tidak tidur hanya untuk mengusir nyamuk, yang selalu menganggu kenyenyakan saat anak mereka tertidur,
Mereka rela melakukan segalanya utk kebaikan kita.
Jadi jagalah perasaan mereka,, karena seperi dalam hadist yang saya bacakan di mikodimah tadi,

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِمَا حَقُّ الْوَالِدَيْنِ عَلَى وَلَدِهِمَا قَالَ هُمَا جَنَّتُكَ وَنَارُكَ
Yang artinya : Dari Abi Umamah ia berkata: “Ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, apakah hak kedua orang-tua atas anak mereka?” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Keduanya (merupakan) surgamu dan nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)

Hal ini sejalan dengan hadits berikut ini: Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." (HR. Tirmidzi)

Tapi berterimakasih lah atas keegoisan ini dan tetaplah berprasangka baik atas apa yg diberikan mereka utk kita...Bersyukurlah... ^_^
Hanya iu yang bias saya sampaikan mohon maaf apabila ada kekurangan, karena kekurangan itu datangnya dari diri saya sendiri, dan apabila ada kelebihan,, kelebihan itu datangnya dari ALLOH SWT,
Wabilahi taufik wal hidayah assalamualaikum wr wb

close