Puisi _ Azalia

Puisi ini terinspirasi dari lagu Ali Sastra dan Edcoustiq yang berjudul “Azalia”. Di mana isinya menggambarkan tentang seorang wanita yang berakhlak mulia dan didambakan oleh seorang lelaki, dari sekian banyaknya lelaki lain yang ingin memilikinya. Dia wanita yang selalu berada dalam penjagaan Illahi. Diibaratan seperti bunga Azalia. Selamat membaca… J

http://awanmendunx1892.blogspot.co.id/2017/11/puisi-azalia.html

Karya : Mia Helmiyani

“Azalia”
Mengenalmu terdasari kekaguman
Terjaga, tersembunyi dalam rahasia Allah
Setelah tibalah atas kehendak-Nya
Kau muncul di permukaan
Dan aku, riang menyambutmu

Bukan silap dirasa
Medanmu teruji, kau nikmati
Bernalar tasbih, menghiasi dalam taat
Sekian lama, semakin yakin
Agar kelak dapat memetik indah dirimu

Azalia yang kupinta jelas pada-Nya
Aku adalah kumbang peneropongmu
Yang senantiasa ada di tepian sana
Entah penantian kumbang mana yang kau pilih
Azaliaku, yang sedang kucinta dalam do’a

Puisi _ Bintangku, Bulanmu

Puisi ini bercerita tentang kerinduan dua hati yang saling terpisah jarak namun selalu dekat dalam do’a. Diibaratkan seperti Bulan dan Bintang di malam hari. Selamat membaca…  J

https://awanmendunx1892.blogspot.co.id/2017/11/puisi-bintangku-bulanmu.html


Karya : Mia Helmiyani 

“Bintangku, Bulanmu”

Betapapun keadaan malam
Apapun wujud lukisan alam  
Tak akan keduanya tenggelam
Dalam kelabu yang dalam

Aku tahu petang takkan berlaku tamak
Karena kidung berani untuk sempurna
Dari kita sebagai do’a
Penikmat senja, pun kawan mentari

Bintangku bertanya…
Adakah lelah yang kau rasakan?
Pada setiap detik penantian yang tiada henti ?
Adakah kesempatan untuk lebih dekat ?

Bulanmu menjawab…
Tak ada kata lelah untuk terus bercahaya karena titah Tuhan
Maka takkan jemu aku menanti
Dan mendekatlah pun dengan cara Tuhan
Wahai Bintangku…

PUISI _ Memikul gelar Maha

Puisi ini bercerita tentang seorang Mahasiswa yang sedang merindui masa-masa SMA-nya. Yang sadar bahwa pada akhirnya dirinya akan kembali mengabdi mengharumkan nama sekolahnya itu. Meskipun sudah tidak lagi menyandang gelar  “siswa”, tetapi memikul amanah yang lebih tinggi yaitu gelar “Mahasiswa”. Selamat membaca… J

http://awanmendunx1892.blogspot.co.id/2017/11/puisi-memikul-gelar-maha.html


“Memikul gelar Maha”

Karya : Mia Helmiyani

Tak bersosok jika kau diamkan level ini
Tak berwujud tanpa pengabdian hakiki
Tak bersuara tanpa mimpi yang dihayati

Kau Perantau Ragawi…
Adalah perantara cita dan harapan
Di setiap sudut mahligai ini
Sungguh, namamu terpanggil dalam lembaran kerinduannya

Kala terpetik jiwamu di ranah yang berbeda
Dengan kehidupan yang tiada tara
Olehnya, kau mampu menerjemah bermacam warna
Menapaki jalan tanpa lupa akan dasarnya

Kembalilah, pulanglah…
Padanya, yang membuatmu terdidik
Bahwa di manapun kau berada sekarang
Ada tempat yang sempat kau jelajahi
Yang patut kau singgahi

Sebagai pengguna syari’at dan seorang syuhada
Kesakitan baginya, pabila terhapus dan terhanyut tak berbekas
Dalam jejak perjuanganmu
Yang belum sempat kau simpan
Sebagai duplikat baru
Maka, kembalilah…

Puisi _ “Kesalahanku” (versi terbaru)

Puisi ini adalah hasil revisi dari puisi saya yang berjudul “Kesalahanku”. Dengan judul yang sama, puisi ini bercerita tentang seseorang  yang menyesali perbuatan buruknya  hingga sangat terpuruk. Tetapi dia sangat ingin berusaha untuk bertaubat, memperbaiki kesalahannya, dan tidak ingin untuk mengulanginya lagi. Selamat membaca…  J

http://awanmendunx1892.blogspot.co.id/2017/11/puisi-kesalahanku-versi-terbaru.html


“Kesalahanku”

Karya : Mia Helmiyani

Berat dan tertahan kaki ini melangkah
Karena semua hanyalah tingkah
Jiwa merendah, raga melemah
Tak guna sudah

Di hadapan-Mu…
Sungguh malu kuumbar banyak dosa
Sunyi sepi dalam perhatian-Mu
Hilang jejak dalam memenuhi syarat-Mu

Tubuhku telah ambruk…
Terkurung iri dengki, tertutup jubah amarah
Hati yang tidak khusyu..
Pikiran yang tidak tenang…
Dan nafsu yang tidak pernah kenyang…

Wahai Penentu Waktu…
Hadirkanlah, lapangkanlah jalan perubahan ini
Dengan wujud kasih-Mu
Sucikan kembali semua kesalahanku

PUISI _ Sepotong Episode (versi terbaru)

Puisi ini menceritakan tentang sebuah cerita yang belum usai. Tetapi di dalamnya terdapat makna dan pesan yang membekas. Tentang masa lalu yang menghasilkan sebuah kemuhasabahan dan hikmah. Dan terinspirasi dari sebuah lagu Nasyid berjudul Sepotong Episode oleh Edcoustik. Puisi ini adalah hasil revisi dari puisi sebelumnya dengan judul yang sama. Selamat membaca.. J

http://awanmendunx1892.blogspot.co.id/2017/11/puisi-sepotong-episode-versi-terbaru.html

“Sepotong Episode”

Karya : Mia Helmiyani


Teriknya surya, tubuh bermandikan keringat
Dua pasang langkah beriringan menyusuri belahan bumi
Dua titik terhubungnya maksud hati
Seolah jalan telah memutuskan bertemunya mereka di sini
Seolah koma tak pernah menemukan titik
Seolah bulan yang tak jemu menunggu bintang

Bukankah terlalu cepat untuk berlalu ?
Ataukah aku yang terlalu menikmati naskah Tuhan ?
Bukahkah wajah bahagia ini harus selalu kupasang?
Ataukah aku yang terlalu cepat mengumbar ?
Entah dengan warna apa kulukiskan
Entah bagian mana harus kutanda

Kutanya padanya, daun kering…
Siapa yang mencipta sejarah ?
Dia, yang bertumpu pada ego
Yang terpotong dan berbatu
Yang kemudian beku
Menyisihkan rentetan duplikat baru

PUISI _ Kembali, Deskripsi Tentangnya

Puisi ini menceritakan tentang seorang perempuan yang menggambarkan lelaki yang dicintainya. Ini adalah puisi kedua dari sebelumnya telah kubuat yang semisal berjudul “Deskrpsi Tentangnya”. Tak banyak, insan yang saling mencinta dalam diam. Tak banyak, insan yang kuat akan penantian. Baginya, sendiri menjaga iman lebih baik dari pada berdua namun penuh dengan ketidak baikkan.. Selamat membaca J

http://awanmendunx1892.blogspot.co.id/2017/11/puisi-kembali-deskripsi-tentangnya.html

“Kembali, Deskripsi Tentangnya”

Karya : Mia Helmiyani


Isyarat hati yang coba mengulang
Masa insan sang pengembara
Hati mengadu mengindera logika
Turun kali pertama bagai cahaya

Bersuaralah pada keringnya dedaunan
Yang berpesan pada sang ranting
Kokoh dalam penantian
Kala badai, ikhlas terbanting

Terbagi kehilangan, terbagi kesendirian
Tak mampu menafsir keramaian
Inilah Kanda yang namanya selalu riuh dalam do’a Adinda
Yang kurangkai tentangnya dengan pena

Semisal wujud yang menjadikannya bayang-bayang
Semisal nyata yang kini semu
Bilakah tertumpuk derita
Beri aku ruang untuk menjamu setiap harapan yang ada

Puisi_Bukan Aku, Cinta dan Kamu

Sebuah kisah sepasang manusia yang saling cinta namun tidak ditakdirkan bersama.
Puisi ini dibuat kolaborasi antara Awan Mendunx dengan Rini Chan Ciptowiharjo. selamat menikmatai. Dan jangan lupa like, share, dan komentarnya ditunggu, follow juga IG @sajakberdebu dan fanspag Sajak Berdebu.

Bukan Aku, Cinta dan Kamu
Karya : Awan Mendunx dan Rini Chan Ciptowiharjo

https://awanmendunx1892.blogspot.co.id

Dulu kita Adalah malam dan bintang,
bersanding tak peduli senyap pada tawa kita
Kita adalah langit dan rembulan
Tak peduli sendu berselimut temaram
Seperti mendung yang selalu membersamai hujan
Meski tak selamanya mendung itu hujan
Tak selamanya pula hujan itu mendung
Hingga waktu itu tiba Yang kutakutkan Memunggungi,
Saling menjauh
Atau berhadapan lalu berlalu
Kita saling cinta
Namun cita tak pernah menyatukan kita
Bagai ombak dan karang selalu bertemu namun takperna bersatu
Kamu, cinta dan jodohmu
Aku, cinta dan jodohku
Nyatanya bukan aku cinta dan kamu
close