Kumpulan Puisi Dari Fiersa Besari Tentang Perjuangan Zaman Dulu dan Pemuda Zaman Sekarang (Salah Melangkah)

Kumpulan Puisi Dari Fiersa Besari Tentang Perjuangan Zaman Dulu dan Pemuda Zaman Sekarang (Salah Melangkah)



Setelah kemarin kita menguload tentang Firend Zone dari Fiersa Besari sekarang kita akan mengupload lagi salah satu puisi dari fiersa besari lagi salahkah melangkah. Yang bercerita tentang para pejuang zaman dulu dan pemuda zaman sekarang, selamat membaca.


Salahkah Melangkah

Oleh: Fiersa Besari

Ledakan amarah di mana-mana,

di dunia nyata dan dunia maya,

Membenci demi sesuatu yang suci,

Menghina yang seharusnya dibina…


Anak kecil meniru-niru kita,

Dengan bangga memainkan senjata,

Mereka bertanya “dimana Bapak?”,

Mati demi membela entah apa…


Kita manusia,

darah kita merah,

sesungguhnya,

tak banyak yang berbeda…


Sementara remaja mengejar gengsi,

Sibuk ber-selfie demi eksiatensi,

Kepedulian hanyalah sedangkal like dan komen,

di media sosial…


Buku dibiarkan,

amal ditinggalkan,

Kebohongan disebarluaskan…


Harus separah apa luka Dan Air Mata,

Agar kau lihat ada yang salah dengan kita?,

Semestinya merangkul bukan saling memukul,

Semestinya memeluk bukan saling menusuk…


Warna kulit berbeda,

Keyakinan berbeda,

Memang kenapa? Memang kenapa?

Kita saudara…

PUISI CINTA DARI TERE LIYE - BICARA CINTA

PUISI CINTA DARI TERE LIYE - BICARA CINTA


Puisi yang di tulis oleh Tere Liye ini menjelaskan bahwa akan percuma jika kita berusaha menjelaskan sesuatu kepada orang yang memang dari awal tidak mau mendengarkan. Jadi seperti apa yang Tere Liye tuliskan "Maka jangan habiskan waktu Fokuslah terus berkarya, segera melesat maju"



BICARA CINTA

OLEH: TERE LIYE


Bicara cinta

Kepada orang yang terlanjur membenci

Maka seluruh pembicaraan kita

dianggap kebencian semua


Bicara hal-hal paling masuk akal

Kepada orang yang terlanjur tidak rasional

Maka seluruh perkataan kita

dianggap tidak masuk akal semua


Bicara penuh lapang dada

Kepada orang yang menutup telinganya

Maka seluruh seruan kita dianggap angin lalu,

radio bisu


Biacar kebenaran

Kepada orang-orang yang memiliki versi kebenaran sendiri

Maka seluruh pembicaraan kita

dianggap dusta semata


Sungguh, menjelaskan kepada orang yang tidak mau dijelaskan

Sebaik apapun cara melakukannya

Selemah lembut apa pun, penuh hikmah

Tetap mubazir, tiada berguna


Selalu begitu rumusnya

Maka jangan habiskan waktu

Fokuslah terus berkarya, segera melesat maju

Puisi Fiersa Besari Tentang Zona Pertemanan (Friendzone)

 Puisi ini cocok untuk kalian yang sedang terjebak dalam hubungan friend zone atau zona pertemanan, yang teradang sudah merasa sama-sama suka namun takut untuk mengungkapkan karena tidak mau hubungan yang sudah lama di bangun jadi canggung karena yang awalnya menganggap sahabat menjadi terpikat.


Zona Pertemanan

Oleh: Fiersa Besari


Kumpulan Puisi Fiersa Besari

 

November, tahun pertama

Aku ingat pertama kali melihatmu.

Kau masuk ke dalam hidupku tanpa permisi, berputar bagai gasing di dalam pikiranku.

Entah kau milik siapa, hatiku keras kepala.

 

Ceritakanlah tentang harimu.

Berbincanglah sampai salah satu dari kita tertidur.

Aku tidak akan bosan dengan semua yang kau ketik.

Betapa sering aku menduga-duga, adakah kode yang tersirat dalam kolom 'chat' kita?

 

Aku tidak mau berdrama, tapi aku tidak bisa mengeluarkanmu dari kepalaku.

Aku tergila-gila hingga tak tahu lagi mesti berbuat apa.

Ini semacam hasrat purba yang lebih tua dari manusia.

Jika kau percaya akan 'jodoh', mungkin ini adalah contohnya.

Dan aku tidak berbicara perihal parasmu, atau apa yang engkau punya.

Ada sesuatu tentangmu yang membuatku merasa baik-baik saja, entah apa.

 

Kau selalu membuatku jujur mengenai segala hal, kecuali satu; perasaanku.

Andai saja aku mampu memberitahumu.

Tapi, aku terlalu takut akan reaksimu yang tidak sesuai dengan imajinasiku selama ini.

 

Bukankah fiksi lebih meninabobokan dibandingkan kenyataan?

Bukankah kita adalah dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan?

 

Tubuh kita berlumur harapan palsu. Tanganku menggapai-gapai mencari jalan keluar,

sementara tanganmu mencegahku kemana-mana.

Tunggu sebentar..

 

Izinkan aku keluar dari zona pertemanan kita untuk sejenak.

Akan kutunjukkan padamu sebuah gerbang menuju dunia paralel.

Mari, ikut aku kesana.

Di dunia paralel, aku tidak perlu lagi repot-repot menyatakan apa pun.

Kau akan setuju untuk bersanding denganku tanpa perlu ada serentetan peristiwa yang membuat kita semakin pelik.

Aku akan menjadi bumi untuk mentarimu, lirik untuk lagumu, hujan untuk bungamu.

 

Di dunia paralel, keadaannya akan jauh berbeda.

Walau begitu, kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.

close